CENANG (desacenang.id) - Setiap menjelang tahun ajaran baru di sekolah, Kepala Desa Cenang Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes, Imam Rifai, selalu membelanjakan uang pribadinya untuk membeli kebutuhan sekolah bagi anak yang orangtuanya kurang mampu maupun anak yatim.
Kebutuhan sekolah tersebut meliputi seragam sekolah hingga peralatan menulis seperti buku dan lainnya. Maka dari itu tidak heran jika banyak anak yatim yang mendatangi rumah atau tempat kerjanya hanya untuk meminta seragam sekolah.
Hal ini seperti yang dilakukan seorang anak yatim desa setempat, Aldi Saputra (10) yang terpaksa keluar sekolah lantaran kekurangan biaya. Dirinya datang ke Kantor Kepala Desa untuk meminta seragam batik sekolah dan uang saku.
"Iya tadi ada anak yang datang ke sini dan minta dibelikan seragam batik sekolah sekaligus uang saku. Dia malah bertanya, uang sakunya untuk berapa hari Pak? Saya jawab, ya gampang itu, lebihnya untuk beli perlengkapan sekolah yang masih kurang," kata Imam, kemarin.
Sudah hampir dua tahun, Aldi Saputra telah ditinggal ayahnya yang meninggal tahun 2014 lalu. Aldi merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, adiknya baru menginjak usia 3 tahun dan tinggal dusun Cenang RT 04 RW 01 Desa Cenang.
Aldi tinggal bersama ibunya yang usianya dikatakan sudah tua. Anak dari pasangan Dukroni (almarhum)-Ropiah itu ingin kembali ke sekolah. Jadi tanpa malu-malu dirinya datang bersama kakaknya untuk minta dibelikan kebutuhan sekolah.
"Mudah-mudahan Aldi Saputra yang drop out sekolah selama setahun di kelas 4 dan sekarang kembali sekolah bisa lancar dalam berinteraksi dengan teman-temannya disekolah dalam menuntut ilmu, dan mohon dibantu oleh para guru dan kepala sekolah biar anak tetap semangat bersekolah," katanya.
Selain memberikan kebutuhan sekolah, Kepala Desa Cenang juga sering membujuk anak-anak untuk tetap melanjutkan sekolah. Dirinya bersama isterinya pun bersedia untuk menanggung biaya sekolah.
Seperti ketika dirinya membujuk anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya, Abdulmuin,12, siswa kelas 6 SD yang tidak melanjutkan sekolah.
"Saya hanya ingin mengajak semua anak di desa ini tetap sekolah. Jangan sampai ada anak putus sekolah karena alasan biaya," katanya. Semua itu diketahui oleh Kades Cenang ketika dirinya atau masyarakat mengadakan santunan anak yatim baik dari masyarakat maupun dari pemerintah desa selalu menanyakan keadaan orangtuanya.
"Setiap ada santunan anak yatim kami tanyai semua bagaimana keadaan orangtuanya. Kalau ada yang tidak sekolah ya kami berusaha untuk bisa mengembalikannya ke sekolah," tandanya. (fid/har/zul)
Kebutuhan sekolah tersebut meliputi seragam sekolah hingga peralatan menulis seperti buku dan lainnya. Maka dari itu tidak heran jika banyak anak yatim yang mendatangi rumah atau tempat kerjanya hanya untuk meminta seragam sekolah.
Hal ini seperti yang dilakukan seorang anak yatim desa setempat, Aldi Saputra (10) yang terpaksa keluar sekolah lantaran kekurangan biaya. Dirinya datang ke Kantor Kepala Desa untuk meminta seragam batik sekolah dan uang saku.
"Iya tadi ada anak yang datang ke sini dan minta dibelikan seragam batik sekolah sekaligus uang saku. Dia malah bertanya, uang sakunya untuk berapa hari Pak? Saya jawab, ya gampang itu, lebihnya untuk beli perlengkapan sekolah yang masih kurang," kata Imam, kemarin.
Sudah hampir dua tahun, Aldi Saputra telah ditinggal ayahnya yang meninggal tahun 2014 lalu. Aldi merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, adiknya baru menginjak usia 3 tahun dan tinggal dusun Cenang RT 04 RW 01 Desa Cenang.
Aldi tinggal bersama ibunya yang usianya dikatakan sudah tua. Anak dari pasangan Dukroni (almarhum)-Ropiah itu ingin kembali ke sekolah. Jadi tanpa malu-malu dirinya datang bersama kakaknya untuk minta dibelikan kebutuhan sekolah.
"Mudah-mudahan Aldi Saputra yang drop out sekolah selama setahun di kelas 4 dan sekarang kembali sekolah bisa lancar dalam berinteraksi dengan teman-temannya disekolah dalam menuntut ilmu, dan mohon dibantu oleh para guru dan kepala sekolah biar anak tetap semangat bersekolah," katanya.
Selain memberikan kebutuhan sekolah, Kepala Desa Cenang juga sering membujuk anak-anak untuk tetap melanjutkan sekolah. Dirinya bersama isterinya pun bersedia untuk menanggung biaya sekolah.
Seperti ketika dirinya membujuk anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya, Abdulmuin,12, siswa kelas 6 SD yang tidak melanjutkan sekolah.
"Saya hanya ingin mengajak semua anak di desa ini tetap sekolah. Jangan sampai ada anak putus sekolah karena alasan biaya," katanya. Semua itu diketahui oleh Kades Cenang ketika dirinya atau masyarakat mengadakan santunan anak yatim baik dari masyarakat maupun dari pemerintah desa selalu menanyakan keadaan orangtuanya.
"Setiap ada santunan anak yatim kami tanyai semua bagaimana keadaan orangtuanya. Kalau ada yang tidak sekolah ya kami berusaha untuk bisa mengembalikannya ke sekolah," tandanya. (fid/har/zul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar